Minggu, 23 September 2012

puisi

                                                                   ACEH DALAM KENANGAN
                                                                             Ernita Kahar

Ketika kecipak air krueng daroy*) membuat kau terlena malam ini
Biarlah jiwamu hanyut bersamanya
Lalu impikan putroe phang*) bercengkerama
Berlarian sepanjang gunongan*)

Ketika nyaring suara muezzin*) membangunkan kau esok hari
Pandanglah kepada jantung tanah ini
Di mana awal nadi berdenyut dan dinamika hidup di mulai
Pandanglah kepada Baiturrahman*) yang memberimu damai
di segenap rasa dan indra
Pandanglah kepada rumah yang memberimu ketentraman

Bila rumpun padi engkau saksikan kuning-kemuning
Bayangkanlah semampai dara tanah ini
Meliukkan ranup lampuan*)
Gemulai lenggok serune kale*) sakral
Sampai keperaduan puteri bunsu*)

Bila engkau dengar derap rapa’i*)
Maka saksikanlah gelora seudati*)
Membakar semangat putra-putri tanah ini
Pergiatlah mengabdi
Kepada tanah di mana kita berasal dan telah menjadi besar

Lalu jika engkau lihat pantai-pantai berpasir emas
Bukit-bukit berjajar dan hutan-hutan perawan
Pujilah kebesaran Tuhan
Memberi kekayaan ruah milik putra-putri yang tegar
Dengan otak seruncing mata rencong

Maka dengarlah hikayat yang mereka lantunkan
Saksikan semarak serebak
Dan tawa para bocah yang menyimpan harap

Marilah memandang jauh merambah
Denyut kehidupan di sini
Maka janganlah malu mengakui
Engkau pasti akan merindukannya lagi