saatnya atjeh bangkit kembali.
Selasa, 25 Desember 2012
lirik noah-Tak Lagi Sama
NOAH – Tak Lagi Sama
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku ooh
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku, kau melegakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku, kau melegakan aku
Kamis, 25 Oktober 2012
pengorbanan bunda
PENGORBANAN BUNDA
Oleh Murtafiah
Sang surya menyapa nuranimu
Cahayamu menghangatkan jiwa
Lembaran langit berwajah biru
Meneteskan sejuta kata-kata
Kuhaus akan belaianmu
Kulapar akan kasih sayangmu
Meski kadang membuatmu memakan hati
Selalu terbuka lebar pintu maafmu
Indahnya semangat memandikan keringat
Derasnya darah membasuhi wajahmu
Namun pengorbananmu tak kan pernah pekat
Dan lekang oleh tajamnya waktu
Genggaman eratmu
Selembut embun salju
Pancaran matamu
Secerah kejora senja itu
Bunda....
Sebesar apapun pengorbananku
Tak kan terganti oleh pengorbananmu
Kuhanya mengasihi sebutir debu
Tapi kau melebihi luasnya samudera itu
Bunda....
Hanya kau bintang hatiku
Teman saatku bersahabat sunyi
Dan kau pelangi hidupku
Mewarnaiku hari demi hari
Kan ku arungi ombak itu
Kan ku hadang badai itu
Kan ku lawan hujan itu
Demi pengorbananku padamu
Oleh Murtafiah
Sang surya menyapa nuranimu
Cahayamu menghangatkan jiwa
Lembaran langit berwajah biru
Meneteskan sejuta kata-kata
Kuhaus akan belaianmu
Kulapar akan kasih sayangmu
Meski kadang membuatmu memakan hati
Selalu terbuka lebar pintu maafmu
Indahnya semangat memandikan keringat
Derasnya darah membasuhi wajahmu
Namun pengorbananmu tak kan pernah pekat
Dan lekang oleh tajamnya waktu
Genggaman eratmu
Selembut embun salju
Pancaran matamu
Secerah kejora senja itu
Bunda....
Sebesar apapun pengorbananku
Tak kan terganti oleh pengorbananmu
Kuhanya mengasihi sebutir debu
Tapi kau melebihi luasnya samudera itu
Bunda....
Hanya kau bintang hatiku
Teman saatku bersahabat sunyi
Dan kau pelangi hidupku
Mewarnaiku hari demi hari
Kan ku arungi ombak itu
Kan ku hadang badai itu
Kan ku lawan hujan itu
Demi pengorbananku padamu
Minggu, 23 September 2012
puisi
ACEH DALAM KENANGAN
Ernita Kahar
Ketika kecipak air krueng daroy*) membuat kau terlena malam ini
Biarlah jiwamu hanyut bersamanya
Lalu impikan putroe phang*) bercengkerama
Berlarian sepanjang gunongan*)
Ketika nyaring suara muezzin*) membangunkan kau esok hari
Pandanglah kepada jantung tanah ini
Di mana awal nadi berdenyut dan dinamika hidup di mulai
Pandanglah kepada Baiturrahman*) yang memberimu damai
di segenap rasa dan indra
Pandanglah kepada rumah yang memberimu ketentraman
Bila rumpun padi engkau saksikan kuning-kemuning
Bayangkanlah semampai dara tanah ini
Meliukkan ranup lampuan*)
Gemulai lenggok serune kale*) sakral
Sampai keperaduan puteri bunsu*)
Bila engkau dengar derap rapa’i*)
Maka saksikanlah gelora seudati*)
Membakar semangat putra-putri tanah ini
Pergiatlah mengabdi
Kepada tanah di mana kita berasal dan telah menjadi besar
Lalu jika engkau lihat pantai-pantai berpasir emas
Bukit-bukit berjajar dan hutan-hutan perawan
Pujilah kebesaran Tuhan
Memberi kekayaan ruah milik putra-putri yang tegar
Dengan otak seruncing mata rencong
Maka dengarlah hikayat yang mereka lantunkan
Saksikan semarak serebak
Dan tawa para bocah yang menyimpan harap
Marilah memandang jauh merambah
Denyut kehidupan di sini
Maka janganlah malu mengakui
Engkau pasti akan merindukannya lagi
Ernita Kahar
Ketika kecipak air krueng daroy*) membuat kau terlena malam ini
Biarlah jiwamu hanyut bersamanya
Lalu impikan putroe phang*) bercengkerama
Berlarian sepanjang gunongan*)
Ketika nyaring suara muezzin*) membangunkan kau esok hari
Pandanglah kepada jantung tanah ini
Di mana awal nadi berdenyut dan dinamika hidup di mulai
Pandanglah kepada Baiturrahman*) yang memberimu damai
di segenap rasa dan indra
Pandanglah kepada rumah yang memberimu ketentraman
Bila rumpun padi engkau saksikan kuning-kemuning
Bayangkanlah semampai dara tanah ini
Meliukkan ranup lampuan*)
Gemulai lenggok serune kale*) sakral
Sampai keperaduan puteri bunsu*)
Bila engkau dengar derap rapa’i*)
Maka saksikanlah gelora seudati*)
Membakar semangat putra-putri tanah ini
Pergiatlah mengabdi
Kepada tanah di mana kita berasal dan telah menjadi besar
Lalu jika engkau lihat pantai-pantai berpasir emas
Bukit-bukit berjajar dan hutan-hutan perawan
Pujilah kebesaran Tuhan
Memberi kekayaan ruah milik putra-putri yang tegar
Dengan otak seruncing mata rencong
Maka dengarlah hikayat yang mereka lantunkan
Saksikan semarak serebak
Dan tawa para bocah yang menyimpan harap
Marilah memandang jauh merambah
Denyut kehidupan di sini
Maka janganlah malu mengakui
Engkau pasti akan merindukannya lagi
Langganan:
Postingan (Atom)